 |
atya khoirotunnisa waktu masih 4,5 tahun |
dimulai dari mba atya yang 12 oktober kemarin genap berusia
lima tahun. 121 cm, 19 kg. ya, mba kurus, makannya susah. tapi alhamdulillah mba
jarang banget sakit. mba sudah mulai lancar membaca. semua yang bisa dibaca,
dibaca sama mba; kaos kaskus abi, bungkus jajan, stiker di mobil, dll, daaan
sudah membaca satu buku yang dulu dibelikan ummi. alhamdulillah. oh ya, mba
juga sudah mau iqro 4. sebenernya sudah iqro 4 sejak dulu, tapi ummi memutuskan
untuk mundur ke iqro 2 lagi, biar lancar. dan alhamdulillah sudah lebih lancar.
dan sejak pindah rumah, mba sudah tidur sendiri. cerita lengkapnya kapan-kapan ya.
mba atya pengertiannya luar biasa. tidak pernah merepotkan
ummi abi, minta sesuatu pun yg bisa dipenuhi ummi abi. kalau ada permintaan mba
yang susah dipenuhi, diberi pengertian sedikit, mba langsung paham dan nurut.
alhamdulillah. untuk yang satu ini saya sangat berterima kasih sama mba atya.
oh ya, salah satu bentuk pengertian mba atya juga berhubungan dengan alma.
sebentar ya mba, dedek minta nen; nanti ya mba, dedek pipis; dan lain-lain. dan
tahukan anda, belum pernah terucap dari mulutnya mba atya kalimat-kalimat
jealous, seperti “ummi sama alma terus” dan kalimat-kalimat sejenis.
subhanallah, terima kasih lagi untuk mba.
mba atya tidak sungkan meminta maaf. sama ummi, abi, alma,
dan siapa pun. pernah tidak sengaja
tangannya mba mengenai kepala alma, langsung bilang “maaf nggih ma”. dan pernah
juga saat mba bermain dengan pandu (tetangga) di teras rumah. mba bilang “maaf
ya ndu”. pas ummi tanya kenapa mba minta maaf, mba menjawab “habis mas pandu
tangis-tangisan (nangis bohongan), jadi aya minta maaf”. walaupun cuma hal
kecil, satu kata, maaf, tapi itu sudah sangat berarti untuk saya.
suatu hari saya menemani mba atya menghadiri acara ulang
tahun teman sekolahnya mba. sesampainya di rumah sudah berkumpul beberapa
ibu-ibu yang juga menemani anak-anak mereka. dan setelah memperkenalkan diri,
dan salam-salaman tentunya, tiba-tiba ibu-ibu berkomentar “ooh ini yang namanya
aya”. apa ini? daan karena baru pertama kali bertemu (dan karena males juga si)saya
memutuskan untuk tidak bertanya lebih lanjut. baru keesokan hari saya mengirim
sms ke salah satu guru mba di sekolah, "kenapa ibu-ibu berkomentar ooh ini yang
namanya aya". dan jawaban beliau (kurang lebihnya) “ooh, soalnya mba aya sering
jadi contoh, yang pertama sekolah langsung tidak ditungguin, yang paling lancar
membaca dan mengaji....” dst. dan untuk memperjelas saya menanyakan juga apa tidak
karena mba aya suka jail, nakal, dll (maaf ya mba aya)? dan alhamdulillah
jawabannya adalah tidak. karena memang sampai sekarang saya tidak pernah
melihat dan mendengar mba nakal (merebut mainan, egois dengan teman, dll), atau
menerima aduan dari siapapun yang merasa dinakali mba aya. insya Allah mba atya
anak yang baik, benar-benar baik. aamiin
dan, alhamdulillah sekali, mba atya juga sadar arti kata
malu dan menjaga aurat. memang mba belum bisa keluar rumah selalu mengenakan
jilbab, tapi paling tidak mba sudah mengerti benar soal aurat dan malu jika
bagian tubuhnya terlihat. setiap kali ke kamar mandi, pup, pis, apalagi mandi,
selalu pintu ditutup, dan tidak mau keluar tanpa handuk. kalau ada orang lain
terutama laki-laki (kali ini tersangkanya lilik-lilik yang suka jail)pasti
teriak-teriak. keluar rumah selalu bercelana panjang, minimal dengkul tidak
terlihat. kalaupun harus pakai rok (gamis, dll) pasti minta dobelan celana di
dalamnya. pr saya selanjutnya untuk
membiasakan pakai jilbab.
kalau melihat mba atya yang sudah tinggi, subhanallah, cepat
sekali rasanya mba jadi besar. apalagi kalau sedang iseng melihat foto mba pas
masih kecil, saya langsung mrebes mili. merasa bahwa saya melewatkan banyak
sekali waktu kecilnya mba.
jangan cepet-cepet gede ya mba :’)