tentang keputusan membawa alma

entah kenapa saya ingin menulis posting ini. sebenarnya curhatan engga jelas. jadi bagi yang sudah bosen dengan segala jenis curhatan tidak jelas, boleh diskip saja (ya seolah-olah ada yang baca)

semenjak kehamilan anak kedua (alma) saya sudah bertekad untuk bisa terus memberikan asi sampai alma berusia minimal dua tahun. lalu kemudian keputusan untuk mengikuti tugas belajar setahun (setelah lulus seleksi) di kota berbeda yang berjarak ratusan kilometer, membuat keinginan saya tersebut (hampir) tidak terlaksana.

awalnya memang keputusan saya (dan suami) kepindahan sementara saya di bintaro tidak akan diikuti siapa pun, termasuk atya dan alma. kalau atya sudah jelas tidak bisa karena atya sudah sekolah. nah, keputusan terberat adalah alma. dia baru 19 bulan. tega kah saya untuk menyapih alma dan melupakan janji saya?

dengan gagah berani saya memutuskan untuk sendiri. tidak mengajak siapa pun. saat daftar ulang yang diikuti dengan orientasi selama dua hari, itu adalah masa terberat dalam hidup saya. tidak terhitung berapa kali saya menangis. di jalan, di kamar, di kamar mandi, bahkan di aula saat orientasi pun saya menangis (saya memang tipe orang yang sangat mudah nangis). saya rindu luar biasa dengan keluarga, terutama dengan anak-anak. dan akhirnya saya berkeputusan untuk membawa alma. biarlah nantinya pengeluaran bulanan saya (dan suami) akan membengkak berlipat-lipat; biarlah segala rencana keuangan saya berantakan; asalkan saya bisa memberikan hak asi alma (minimal) sampai dia dan saya merasa cukup (dan itu tidak terjadi saat alma berusia 19 bulan).

bagaimana alma di bintaro? saya yakin banyak orang mempertanyakan :
- setiap pagi dia mengantar saya sampai kegerbang komplek, dan dadahdadah sambil tersenyum tanpa tangisan. alhamdulillah (insya Allah) alma bahagia.

- kosakatanya semakin jelas dan banyak. perkembangannya semakin membuat saya tercengang. alhamdulillah (insya Allah) alma bahagia.

- walaupun bukan termasuk anak pemakan segalanya, alma  tidak terlalu susah makan. sehari makan banyak, sehari kemudian lumayan. hehehe. alhamdulillah (insya Allah) alma bahagia.

- soal pengasuh alma selama saya kuliah, Allah Maha Baik dengan menggerakkan hati uli untuk mau ikut saya ke kota. ya, saya membawa pengasuh dari rumah tinggarjaya. saya terlalu takut untuk menggunakan jasa pengasuh dari kota *no offense, maaf*. alhamdulillah, uli baik, rajin sholat wajib dan sunah (dhuha dan tahajud), dan tadarus. masakannya juga lumayan (alesan untuk tidak masak, hehe). secara keseluruhan saya suka dengan uli dan bersyukur mendapatkannya (halah)

- soal biaya yang membengkak luar biasa? ah, itu urusan saya, suami, dan dibantu Allah tentu saja :)

saya bahagia luar biasa bisa mengajak alma kesini. quality time saya dengan alma juga semakin banyak. ya maklum, anak kuliahan kan banyak kosongnya (huehehe). setiap pulang kuliah saya akan disambut senyuman (jail) seorang anak kecil yang langsung memanggil "ummi" dan kemudian memeluk erat saya *heaven*.

jadi, terima kasih untuk anda-anda yang sudah dengan sukarela meluangkan waktu membahas nasib alma dan saya disini. alhamdulillah kami bahagia, dan saya lebih bahagia kalau anda mau menanyakan langsung ke saya dan membahas bersama-sama dengan saya. peace


*maaf postinganya banyak bumbu nyinyir disana sini*