ke museum nasional

dalam rangka mengobati kemangkelan karena kuis matematika yang menyesakkan dada, dan luka hati karena gagal bertemu langsung dengan suami (lebayatun) saya memutuskan untuk kembali melakukan perjalanan. kali ini sasaran saya adalah museum nasional. awalnya saya berencana melakukan perjalanan hari kamis tanggal 15 saat libur. namun karena suami batal datang, saya pun memutuskan untuk mengunjungi museum nasional hari sabtu, sekalian mengambil uang tiket kereta yang saya batalkan.

seperti biasa saya lebih suka melakukan perjalanan pagi. rencana semula berangkat jam tujuh dari rumah menuju stasiun pondok ranji dengan bersepeda. namun karena kondisi badan yang tidak 100% fit, saya memutuskan kali ini saya meliburkan sepeda saya. jadilah saya berangkat pukul delapan dari rumah dengan menggunakan angkot d22 menuju stasiun pondok ranji.

syarat utama jalan-jalan kali ini pun adalah super duper ngirit. jadi segala moda transportasi nyaman nan mahal dicoret. plus segala jajan minuman dan makanan pun dicoret. demi bisa makan sampai akhir bulan. hiks

oleh karena syarat utama itulah, saya memutuskan berjalan kaki dari stasiun tanah abang menuju museum nasional yang terletak di jalan merdeka barat. menurut googlemap (lagi-lagi saya bergantung dengan aplikasi ini) jarak dari stasiun tanah abang ke.musem nasional adalah 1,4 km melalui jl. abdul muis. alhamdulillah untuk kali ini tidak ada adegan setrika maupun bolak balik tanya ke orang (pernah tanya sekali dengan mbakmbak, tapi yang ditanya sama tidak mengertinya dengan yang bertanya). sempat duduk sebentar di halte museum yang masih berada di jl. abdul muis untuk minum dan sekedar menikmati suasana jalan (halah). 

begitu sampai di depan museum nasional, saya disambut oleh sebuah bis bertingkat dan bertuliskan city tour. otak saya langsung mengingat sebuah bis wisata gratis yang disediakan pemda jakarta. niat awal langsung memasuki museum nasional saya urungkan. saya pun menuju bis wisata yang terparkir di depan museum nasional. mungkin karena masih pagi, tidak terlalu banyak penumpang. saya memilih untuk duduk di lantai dua bis. hanya ada beberapa ibu dan anak serta mas mas yang duduk di bis. tidak berapa lama bis wisata pun mulai melakukan perjalanan. sejujurnya saya tidak tahu rute bis wisata yg saya naiki. saya hanya sempat mengingat bis melewati monas, gereja, gedung pos indonesia, bundaran h.i, bundaran patung kuda, mall sarinah, dan beberapa tempat lainnya yang saya lupa namanya. setelah serombongan siswa dari salah satu sekolah di jakarta memenuhi bis, barulah tour guide menjelaskan berbagai tempat yang dilewati bis wisata. 

beberapa gambar yang saya ambil dari dalam bis wisata
suasan di dalam bus (lantai 2)
bus yang saya naiki. foto setelah selesai berkeliling

gereja katerdal


istana merdeka, next destination, Insya Allah

patung thamrin

bundaran hi dan patung selamat datang

monas!
patung kuda
saya pribadi cukup puas menaiki bis wisata. dengan tanpa biaya saya dapat menikmati (sedikit) susana jakarta dengan bis yang nyaman. sebenarnya jakarta adalah kota yang cukup cantik, namun sayangnya dirusak oleh kotornya sungai ciliwung. sungai ciliwung yang saya lewati kemarin bukan seperti sungai pada umumnya yang berisi air, namun sungai yang berisi lumpur pekat dan bau. sayang sekali. setelah kurang lebih 45 menit, bis pun kembali ke tempat pemberangkatan semula, museum nasional. saya pun langsung memasuki kawasan musem nasional. 


museum nasional
tidak ada loket tiket. jadi tiket dibeli ke petugas berseragam atau satpam di belakang meja dekat pintu masuk, sekaligus menitipkan tas. ya, pengunjung dilarang membawa tas saat memasuki museum. begitu masuk ke dalam museum saya jadi paham kenapa pengunjung dilarang membawa tas. di dalam museum banyak sekali benda-benda sejarah yang bernilai tinggi.

ruangan pertama yang saya masuki adalah ruangan penuh dengan arca dan beberapa prasasti. beberapa arca masih dalam kondisi bagus dan sempurna, namun ada juga beberapa arca yang sedikit rusak (beberapa bagian hilang). boleh dikatakan jumlah koleksi arca di museum nasional cukup banyak. selain terdapat di satu ruangan yang cukup besar dan tertutup, beberapa arca juga diletakan di dua lorong (yang menuju ke ruangan lain) dan satu area terbuka di antara dua lorong tersebut.


ruangan pertama setelah pintu masuk


Bhairawa Buddha


bagian kiri ruangan pertama

bagian kanan ruangan pertama

ruangan setelah melewati lorong
salah satu lorong


hey...ada monas!

maaf ada penampakan (credit to bapak aman :D)
ruangan selanjutnya adalah ruangan yang lebih tertutup dan sedikit gelap. berbeda dengan ruangan stupa yang semua koleksinya terbuka dan pengunjung bebas memegang, di ruangan ini hampir semua koleksinya ada di dalam lemari kaca. berbagai macam alat-alat jaman dahulu mulai dari alat produksi, alat berburu, berbagai macam keramik berusia ratusan tahun, sampai guci berbagai ukuran yang juga berusia ratusan tahun. koleksi-koleksi tersebut disimpan di beberapa ruangan sesuai dengan kelompoknya di museum. 






 

ruangan selanjutnya adalah miniatur seluruh rumah adat yang ada di indonesia. miniatur-miniatur tersebut juga disimpan di lemari kaca. jadi pengunjung hanya dapat menikmati dari luar.

miniatur berbagai rumah adat di indonesia
selanjutnya adalah ruangan seluruh kebudayaan di indonesia yang dikelompokan berdasarkan pulau. bentuknya seperti majalah dinding (tapi bukan papan, berbentuk lemari) yang berisi berbagai info (foto, tulisan, miniatur, dll) tentang provinsi di indonesia. ada juga alat kesenian (gamelan, dll) atau senjata tradisional dalam bentuk asli bukan miniatur. sejujurnya saya kurang memperhatikan isi dari ruangan ini. saya lebih sibuk memotret (hehehehe). sebenarnya ada empat ruangan. tapi ruangan terakhir ditutul karena sedang dalam perbaikan.








karena saya merasa sudah memasuki semua ruangan museum, saya pun menuju ke tempat penitipan tas untuk kemudian pulang. saat bertanya letak toilet kepada satpam, saya malah mendapat info bahwa masih ada ruangan museum yang belum saya kunjungi di gedung baru. tentu saja saya lansung menuju tempat yang dimaksud pak satpam.

gedung yang baru terdiri dari empat lantai dan sudah dilengkapi dengan eskalator maupu  lift. namun saya hanya mengunjungi dua lantai. lantai pertama berisi segala informasi saat jaman pra sejarah : diorama (yang cukup besar) yang menggambarkan kehidupan manusia purba, beberapa fosil, dan tulisan seputar manusia purba.




lantai dua berisi berbagai macam benda setelah jaman pra sejarah. beberapa prasasti (sebagian ada yang tersimpan di lemari kaca), mata uang jaman dulu, stempel kerajaan, sepeda generasi dahulu yang beroda tiga, dan masih banyak lainnya. setelah puas berkeliling di lantai dua, saya pun memutuskan pulang dan mengurungkan niat mengunjungi lantai tiga dan empat.




prasasti kalasan

ada beberapa prasasti yang tersimpan di lemari kaca

prasasti (lupa)
stempel, dan (lupa)
buku ramalan, jimat, dan mangkuk

sepeda doeloe

setelah saya mengambil tas di penitipan dekat pintu masuk, saya memutuskan istirahat sebentar dan makan makanan yang saya bawa dari rumah. mungkin karena sudah semakin siang (saat itu pukul 11.00) pengunjung pun semakin ramai. 

secara keseluruhan saya sangat puas mengunjungi museum nasional. mungkin karena saya (sedikit) suka sejarah, saya menikmati saat bertemu dengan berbagai benda yang dulunya hanya saya temui di buku-buku sejarah. selain itu suasana di dalam museum juga nyaman dan bersih (toiletnya juga bersih). mungkin karena masih pagi (saat saya masuk baru pukul 10), pengunjung museum masih sepi (bisa dilihat di foto). hanya ada beberapa ibu-ibu dan bapak-bapak serta beberapa orang asing. namun dibandingkan dengan saat mengunjungi monas maupun kota tua (pada jam yang hampir sama) jelas pengunjung museum nasional kalah jauh dengan dua tempat tersebut. sejujurnya, saya jauh lebih menikmati museum nasional daripada monumen nasional. feel history nya jauh lebih dapat di museum nasional. tiket masuknya juga sangat murah. dengan 5000 saya puas berkeliling di area museum tanpa dibatasi waktu. pokoknya anda yang berkesempatan mengunjungi jakarta, saya rekomendasikan museum nasional sebagai tempat high recommended untuk dinikmati.

saya yakin sekali info tentang museum nasional di atas mungkin banyak yang kurang tepat. jadi, untuk info lebih lengkap bisa dibuka di website resmi museum nasional disini

saya yang merasa jumawa sudah sukses berjalan dari stasiun tanah abang  ke museum nasional tanpa kesasar, mencoba mengambil jalur berbeda untuk sampai ke stasiun tanah abang. saya memilih jalur melalui jl thamrin dan jl. kebon sirih untuk menuju stasiun tanah abang yang berjarak 1,9 km (menurut googlemap). perjalanan boleh lah dibilang cukup lancar, walaupun tidak selancar saat menuju ke museum nasional, cukup tiga kali bolak balik karena kebablasan dan salah ambil jalan (eeerrrr, lancar?). sampai akhirnya disaat saya senyum-senyum karena menurut googlemap saya sudah sampai, ternyata saya salah input alamat tujuan *tepokjidat*. jadi tujuan akhir saya adalah kampung bali, bukan stasiun tanah abang. dan stasiun tanah abang masih berjarak 600 meter lagi. mau nangis karena kaki sudah protes juga tidak bisa. mau naik kendaraan umum tapi tanggung (dan sayang uangnya). saya pun memutuskan untuk tetap jalan. cukup dua kali bertanya, alhamdulillah stasiun tanah abang berhasil saya temukan.

jalan-jalan kali ini pun sangat saya nikmati. biar sedang masa-masa penghematan, saya masih bisa jalan-jalan yang memuaskan. berapa biaya yang saya keluarkan? angkot dari rumah ke st. pondok ranji pp : 7.000, krl pp : 4.000, dan tiket masuk museum nasional : 5.000.