part #1 (ber)jalan-jalan di kota tua dan monas jakarta

ini tidak termasuk dalam tantangan tema sebenarnya. hanya saja saya ingin menuliskannya sekarang. mumpung masih fresh di ingatan. 

jadi saat hari senin tanggal 28 april saya baru mengetahui bahwa hari kamis tanggal 1 mei adalah libur nasional (dalam rangka hari buruh), saya pun langsung merancang agenda untuk jalan-jalan tanpa mengajak alma. tetiba jenuh dan putek, jadilah saya memutuskan untuk bepergian sendiri, apalagi kemarin ahad alma baru saja diajak ke bogor. bolehlah disebut berpetualang. mengingat ini pertama kalinya saya ke jakarta --kota yang menurut saya keras-- sendiri. mengingat di jakarta waktu sangat susah diprediksi, jadi saya memutuskan hanya ke monas. namun atas saran seorang sahabat, objeknya saya pindah ke kota tua jakarta. sip. tujuan sudah ditentukan, tinggal ijin dari paduka suami yang belum disetujui. setelah bertanya sampai tiga kali; yang pertama dijawab "oke", setelah diperjelas pergi sendirian dijawab "hmm", dan jawaban terakhir akhirnya "nggih", berangkatlah saya menuju jakarta (terdengar lebay deh fi)

syarat utama perjalanan kali ini adalah : ngirit; usahakan jalan kaki, kalau jauh baru naik moda transportasi murah (krl, angkot, busway, kopaja), jauhkan keinginan untuk naik angkutan pribadi (bajaj, ojek, apalagi taksi). tekan pengeluaran selama perjalanan seminimal mungkin.
sejak rabu saya memang sudah berencana berangkat pagi. maka sekitar pukul tujuh pagi saya berangkat menuju st. pondok ranji yang berjarak sekitar 3,2 km (menurut google map) dari kos saya di daerah ceger raya dengan bersepeda. saya memilih rute jalan kampus stan, yang cenderung lebih lancar tanpa banyak polisi tidur. hampir setengah delapan saya sampai di stasiun pondok ranji. langsung mengantri tiket krl menuju stasiun tanah abang. awalnya saya berencana naik krl sampai stasiun kota. tapi mengingat bahwa saya harus ganti krl sampai dua kali, saya mengalihkan pilihan saya dengan naik mikrolet 08 dari stasiun tanah abang sampai kota tua. apalagi hari masih pagi, saya ingin menikmati perjalanan di kota jakarta dengan mikrolet (namapun orang ndeso). karena masih pagi, jalanan sepanjang stasiun tanah abang sampai kota tua masih terbilang sepi, walaupun saat hari biasa ramainya seperti apa, saya juga tidak tahu (dan engga pingin tau juga).

lupa ini nama jalannya :D
sekitar pukul setengah sembilan, sampailah saya di kawasan kota tua jakarta. celingak celinguk sebentar, dan saya langsung mendapati bangunan megah berwarna putih dengan tulisan bank indonesia. museum bank indonesia. langsung saya menuju ke pintu masuk yang disana sudah berdiri sepasang bule dan pakle (gariing!). dan museumnya tutup! seharusnya museum sudah dibuka pukul delapan. ternyata menurut papan pengumuman, museum ditutup saat libur nasional. saya yang saat menghampiri pintu masuk berusaha menghindari kontak mata dengan bule tersebut (takut ditanya, hehe), dasar rejeki saya, malah saya langsung dihampiri. ditanya apakah museum tutup? saya jawab tutup karena sekarang libur nasional. ditanya lagi (hadehh), tanggal 1 mei libur nasional? saya jawab iya. meh jawab untuk memperingati hari buruh tapi lupa dong bahasa inggrisnya. si bule pun bilang terima kasih. dan dengan cantiknya saya jawab your welcome (jaka sembung banget). jangan membayangkan percakapan kami full bahasa inggris. si bule tanya dengan bahasa inggris campur indonesia. saya jawab dengan bahasa indonesia campur inggris. saya yang awalnya malu karena bahasa inggris saya yang morat marit, jadi tidak malu karena si bule pun bahasa indonesia nya morat marit (huahahaha)

museum bank indonesia (dari depan)
tkp saat bertemu bule. sayang bulenya udah keburu pergi
dari museum bank indonesia saya menghampiri bangunan (yang kelihatannya) museum bank mandiri. jalan sebentar di pelataran. clingak clinguk (adegan ini hampir terjadi di semua tempat *tepokjidat*). dan balik lagi ke jalan di depan museum bank indonesia. mulai mengamati bangunan-bangunan tua disana. beberapa ada yang terawat, namun ada juga yang terjaga bahkan cenderung "dibiarkan" rusak (sayang sekali).

salah satu bangunan di smaping museum bank indonesia. tapi saya kurang tau dimanfaatkan untuk apa sekarang
salah satu bangunan yang kurang terawat. sayang sekali :(
salah satu gang penjual makanan
saya sarankan memakai masker/ saputangan. baunya lumayan... :D
bangunan di ujung jalan
gang yang lain
too shy to ask someone to take my picture overthere
sudah minta ijin bapak untuk mengambil gambar.
resiko jalanjalan sendiri. cuma bisa foto kaki  -__-"
selayaknya tempat wisata, di kawasan kota tua (museum fatahillah) pun banyak pedagang kaki lima. barang dagangan yang dijual pun hampir sama dengan tempat wisata lainnya : aksesoris, kaos, boneka, dll. yang menarik disini banyak sekali seniman tato, jasa tindik (wajah, bibir, wudel barangkali) dan jasa (ramal) membaca garis tangan. eeerrr. okey, sekedar lihat dan lewat, tidak tertarik untuk mampir.selain itu ada juga jasa sewa sepeda model jaman doeloe tapi berwarna wani, atau sewa model untuk difoto bersama. maksudnya ada beberapa seniman yang menjadi peran yang akan mendapat upah jika kita memanfaatkan mereka untuk berfoto bersama. ada yang jadi patung tentara atau bahkan ada yang mengenakan kostum si pitung.

salah satu gang (sekaligus jalan masuk) yang penuh pedagang.
jasa ondelondel. ondelondel pertama yang saya temui secara langsung

setelah mendapati museum bank indonesia yang tutup, saya pun tidak kaget saat tahu semua museum di kawasan kota tua tutup. tidak kaget tapi kecewa juga, huhuhu. sebenarnya kawasan kota tua cukup membentang luas, tapi saya hanya berkeliling di sekitaran museum fatahillah. sempat tertarik naik sepeda, tapi saya urungkan. bosen juga naik sepeda terus (alesan!). tapi walaupun sedikit kecewa, saya cukup puas hanya menikmati bangunan-bangunan jaman dahulu dari luar. melihat bangunan tua dengan bendera merah putih yang berkibar, membangkitkan nasionalisme saya. mengingatkan saya bahwa bangsa ini pernah berjuang dengan luar biasa. 
museum fatahillah. honestly, saya tidak menemukan tulisan yang menunjukan kalau bangunan ini adalah museum fatahillah. hanya menebak berdasarkan feeling :D CMIIW
museum wayang
bangunan di sebelah museum wayang. kurang tau untuk apa

selepas menikmati museum (yang tutup), saya duduk agak lama di pelataran museum bank mandiri. mengamati lalu lalang kendaraan, memperhatikan orang yang lewat, sampai menguping pembicaraan orang di sebelah saya (hehehe). kesimpulannya satu, kalau ada modal mungkin saya mau buka usaha service klakson, orang jakarta hobi sekali memencet klakson. selepas istirahat sebentar sembari googling, saya pun memutuskan untuk kembali mengunjungi tempat wisata bernama monas.

awalnya saya berencana naik krl dan kemudian turun di stasiun juanda (begitu kata om google), namun, saya yang wong ndeso ini sudah lama ingin mencicipi moda transportasi bernama trans jakarta yang dulu dikenal dengan istilah busway. apalagi (masih menurut mbah google, soalnya teman yang saya tanya tidak ada yang membalas, Zzzz) cukup satu kali naik transjakarta saya sudah sampai di monas. oke, misi pertama adalah menemukan bagaimana caranya naik transjakarta. googling sebentar, dan ketemu. misi kedua adalah bagaiman cara masuk ke halte transjakarta. jurus terampuh pun saya kerahkan : bertanya. bertanya lah saya kepada bapak tua di pinggir jalan. dengan logat (yang sepertinya) medan, beliau menjelaskan : "nanti ada pintu kaca, kamu masuk saja, itu jembatan bawah tanah. nah itu jalan masuk ke halte busway". sampai tiga kali bapak itu menjelaskan, baru saya sedikit mengerti dan mengucapkan terima kasih. berjalan lah saya menuju arah yang bapak itu tunjukkan. berhasil? enggak dong. saya si orang udik masih berjalan sampai ke pintu masuk stasiun kota. celingak celinguk sebentar di depan. mempertimbangkan apakah naik krl saja yang saya sudah paham. namun keinginan kuat untuk bisa naik transjakarta mengalahkan rasa malu saya untuk...bertanya lagi kepada penjual minuman di depan stasiun. dijelaskan lagi. tanya lagi. dijelaskan lagi sampai tiga kali baru saya manggut-manggut dan mengucapkan terima kasih. kenapa saya bisa langsung paham, karena bapak tersebut mengucapkan kalimat sakti : "..........yang banyak orang ke situ". saya di follower sejati pun langsung paham. saya berjalan lagi ke jalan yang tadi sudah saya lalui. dan alhamdulillah enggak perlu bertanya untuk ketiga kalinya saya pun menemukan pintu yang dimaksud. ternyata pintu masuk jembatan penyebrangan bawah itu berbentuk kaca di samping stasiun kota.


masuk halte transjakarta saya langsung disambut pengumuman bahwa bus transjakarta hanya sampai halte harmoni karena ada demo buruh. saya yang tidak tahu halte harmoni dan halte monas itu duluan mana, bertanya kepada petugas dan dijawab : "apalagi monas mba, ga bisa masuk". okesip..termenung sebentar dan akhirnya memutuskan tetap naik transjakarta walaupun hanya sampai halte harmoni. perkara nanti di halte harmoni saya akhirnya balik pulang dan tidak jadi ke monas, dipikirkan nanti. yang penting naik transjakarta (iya iya ...ndeso!). setelah menunggu lumayan lama, akhirnya bus transjakarta idaman yang ditunggu pun datang. kesannya setelah naik? biasa saja. hampir sama seperti naik krl :D

bersambung....


*kualitas foto berbanding lurus dengan kemampuan fotografi saya. jadi untuk foto berkualitas tinggi silakan googling saja ya