sahabat nusantara

friends are the family we choose -- grey's anatomy

saya merasa sangat beruntung bisa mengenal sahabat nusantara. keluarga saya di bintaro yang hampir satu tahun mengabiskan waktu bersama. saya ditakdirkan bertemu mereka di salah satu institusi pendidikan di kawasan bintaro. boleh dikatakan sahabat nusantara -- yang merupakan teman sekelas saya-- berasal dari sabang sampai merauke. dari pulau papua sampai pulau sumatera. beberapa dari kabupaten yang baru pertama kali saya dengar namanya. 

saya masih ingat saat awal bersama mereka telinga saya sering mendengar kata dan logat yang aneh. saya harus benar benar fokus dan konsentrasi untuk dapat memahami semua ucapan mereka. dan walaupun sudah berkonsentrasi saya lebih sering merespon dengan kata "hah" atau "apa" alias tetap tidak mudeng. padahal masih menggunakan bahasa indonesia. sebenarnya sampai sekarang saya masih sering ber"hah" dan ber"apa" sih. hehe. maaf ya temans *sungkem satu satu*

suatu hari saya pernah berdebat agak panjang dengan bang jen dari maluku. persoalannya sepele. hanya karena kata titik dua dan titik ganda. saya bertanya tentang formula ms excel saat kuliah komputer. oleh bang jen dijawab titik ganda. saya pun mengikuti instruksi beliau menuliskan titik ganda "..". namun berkali kali saya coba tetap tidak berhasil. saya pun bertanya kembali ke bang jen. jawaban beliau masih sama, titik ganda. saya ulangi lagi. dan sukses tidak berhasil. akhirnya layar komputer saya hadapkan ke bang jen.
"maksudnya titik ganda itu titik atas bawah sistèr."
"kalau itu namanya titik dua bang jen.."
"bukan lah. titik ganda!"
"titik duaaaaa."

lain lagi saat dengan uda eko yg kental logat minang-nya.
"dimana uda?" tanya saya via telepon genggam.
"di kantin belakang. dekat lokal"
"oke..."
saya pun bergegas ke kantin yang terletak di kawasan belakang kampus. cukup jauh dari posisi aaya semula.
"dimana da? udah sampai kantin nih."
"disini fi."
"dimana?"
"di kantin. kantin belakang lokal."
"haah?"
"kantin belakang gedung l."
dan saya pun harus kembali ke gendung sebelum saya ke kantin belakang. hadeeh. kalau ini lebih karena saya nya yang tidak terlalu paham jika uda eko berbicara. logat minangnya kental sekali. dan otak saya lambat merespon jika uda eko berbicara. menurut pengamatan saya, sepertinya uda eko ini korban "hah" dan "apa" saya yang paling sering. maaf uda.

tapi, pemegang rekor terkental logat daerahnya tetap dipegang teguh oleh fachrul. omg, setiap kali beliau berbicara, 100% konsentrasi harus mengarah ke fachrul. kalau tidak sudah deh siap siap saja saya melongo tidak mengerti. 

bukan berarti berbicara dengan logat itu jelek. justru sebaliknya. saya yang hanya mengetahui secara teori kalau indonesia adalah negara yang kaya budaya, sekarang saya mengetahui dan menyaksikan langsung. ada banyak sekali logat berbicara walaupun bahasanya sama, bahasa indonesia. itu baru dari logat bahasa, belum yang lainnya.

satu hal yang paling saya suka ketika berada di kelas adalah saya banyak sekali tertawa. apa saja bisa membuat saya tertawa. kadang kadang dari dosen, tapi lenih sering dari tingkah polah teman teman. walaupun berada di salah satu institusi pendidikan favorit, jangan dibayangkan suasana kelas h penuh orang dengan kening berkerut dan suasana kelas yang aman damai sentosa. yang sebenarnya adalah sebaliknya. suara gelak tawa menjadi suara dominan. baik tertawa sendiri maupun berjamaah. tertawa seperti obat bius sementara untuk saya dan teman teman yang menyimpan rindu (teramat sangat) pada keluarga di kampung. saya masih sedikit beruntung bisa pulang setiap minggu untuk mengobati kangen saya akan rumah dan isinya. hampir sebagian besar teman teman saya sudah berbulan bulan hanya bisa mendengar suara orang terkasih via telepon. itu lah kenapa berkumpul dna tertawa adalah obat bius paling mujarab untuk sedikit melupakan rasa rindu pada keluarga. 

diantara 31 orang anggota sahabat nusantara hanya ada tiga perempuan (termasuk saya). walaupun demikian saya, uni finan, kak lina merasa aman dan nyaman berada di antara 28 laki laki. para lelaki sudah seperti kakak yang menjaga adik perempuannya. tidak ada becanda usil yang main fisik, tidak ada becanda ala bapak bapak yang kadang --maaf-- kurang sopan dengan bumbu ca**l, tidak ada yang memaksa apabila ada acara kelas sampai larut malam. saat pergi bersama, beliau beliau selalu memastikan posisi kami aman. yang saya rasakan sekali adalah saat studi lapangan kemarin. tidak ada yang berani masuk ke kamar kami para perempuan, mengetok pintu pun tidak. tidak ada yang memaksa kami untuk mengikuti acara organ tunggal sampai larut malam. semua teman menghormati keputusan kani bertiga. terima kasih ya bapak bapak, uda uda, daeng daeng, mas mas sahabat nusantara. semoga ibu, istri, anak perempuan, dan saudara perempuan teman semua selalu dilindungi kehormatannya dimana pun berada. aamiin.

tidak terasa sudah satu tahun saya berada di bintaro bersama sahabat nusantara . finish line sudan terlihat. dua minggu lagi saya resmi menyelesaikan tugas saya di bintaro. di satu sisi saya senang luar biasa. saya tidak perlu lagi berjauhan dengan keluarga dan tidak perlu lagi duduk berlama lama di dalam kereta. tapi di sisi lain saya merasa berduka karena entah kapan lagi bisa bertemu dengan teman teman dengan lokasi yang begitu jauh. andaikan peta adalah jarak sebenarnya tanpa skala, mungkin saya tidak seberduka sekarang. sahabat nusantara adalah keluarga yang saya pilih.

terima kasih untuk banyak hal yang saya dapatkan dari sahabat nusantara, pelajaran hidup dan kebaikan teman teman. satu tahun ini merupakan salah satu tahun terbaik saya. saya adalah orang dengan keberuntungan luar biasa karena diperkenalkan dengan sahabat nusantara. 
it's true, i am ordinary human with extraordinary friends. please, don't forget afi.

sebenarnya ada banyak sekali cerita tentang sahabat nusantara. tapi karena lumayan pegel mengetik post menggunakan tablet di dalam kereta, jadi hanya sedikit yang saya ceritakan. semoga ada keinginan untuk melanjutkannya.

btw, saya musti menyiapkan tissue banyak saat perpisahan kelak.