copy paste dari instagram ust. Salim A Fillah
Rizqi kita sudah
dijamin dan ditetapkan oleh Allah 'Azza wa Jalla. Maka bekerja kita
adalah ibadah, ikhtiyarkan ia tuk menadah pahala dari Allah semata, tak
perlu diniati mencari rizqi.
Sebab rizqi ialah ketetapan,
menjemputnya jadi jalan ujian. Halal atau haram; pertanyaan ganda
menanti jawaban; dari mana dan ke mana dibelanjakan.
Tapi justru karena rizqi dijaminkan, hendaknya pekerjaan kita 'itqan
dan ihsan; diperjuangkan sesuai tuntutan tugas, ditekuni hingga ahli,
ditunaikan melampaui harapan.
Sesudah itu, jangan risaukan penghasilan.
Sebab kalau pekerjaan kita layak dibayar 1 milyar, tapi yang kita bawa
pulang cuma 10 juta; berarti kita sedang menabung 990 juta kebaikan
disisiNya.
Tapi kalau pekerjaan kita hanya layak dibayar 500
ribu, tapi beraninya kita menggondol pulang 10 juta; ini berarti kita
menabung bahaya senilai 9,5 juta.
Maka mari tambahkan 1 kata untuk pekerjaan sesudah 'itqan dan ihsan; ialah ikhlash.
Pekerjaan yang ikhlash liLlaahi ta'aalaa bernilai tak terhingga. Jadi
sesedikit atau sebanyak apapun jumlah pendapatan yang dibawa pulang;
maka tak terhingga dikurangi ia berapapun jua, alhamduliLlah, di sisi
Allah semoga tetaplah ada pahala tak terhingga.
Maka, kita mensyukurinya, sepenuh tahmid; agar nikmat dunia akhirat bertambah berlipat-lipat