judulnya memang mainstream sekali. hampir semua ibu-ibu yang aktif di sosial media mengalami drama dengan asisten rumah tangga. tidak terkecuali dengan saya, walaupun saya termasuk pengguna pasif sosial media. saya yang memang harus meninggalkan anak saat pagi karena harus bekerja pasti lah memiliki orang di rumah yang saya yang membatu saya menjaga anak-anak saat saya bekerja dan membatu segala urusan rumah. sejak 2007 sampai dengan sekarang, total ada enam orang (termasuk eyang yang sekarang) yang menjadi penolong saya.
mama ning
begitu biasa kami menyebut beliau. saat 2007 saya dan suami memutuskan untuk hidup mandiri dengan berpisah rumah dengan orang tua saya dan pindah di desa pesawahan, mama ning adalah orang yang menolong saya menjaga atya. saat itu atya hanya berstatus dititipkan. jadi mama ning tidak bertanggung jawab atas urusan rumah saya. beliau adalah orang yang telaten dan sedikit keras mendidik atya. dari beliau lah saya terinspirasi untuk menggunakan bahasa jawa alus sebagai bahasa percakapan sehari-hari. sampai sekarang hubungan dengan mama ning dan keluarga masih terjaga. sesekali kami main ke pesawahan untuk kemudian dibuatkan beraneka rupa masakan kesukaan anak-anak. oh ya alma beberapa hari juga sempat dimomong mama ning. saat saya kehilangan mba uji dan memperoleh penggani, alma diasuh oleh mama ning.
mba uji
beliau adalah orang pertama yang menolong menjaga alma dan membatu mengurus rumah. saya masih ingat saat saya sedang mulai mencari penolong untu di rumah, beliau datang bersama dengan saudara saya. orangnya kurus dan sangat halus. hampir setahun saya ditolong mba uji. namun kemudian karena ibu beliau yang sakit dan menjadi buta, mba uji pun mengundurkan diri. sampai sekarang hubungan kami pun masih baik. apalagi kami masih satu desa. sesekali beliau mengirim makanan ke rumah; sayur gudeg, tempe goreng khas mba uji, sambel, atau pun uwi rebus (yang enak empuk banget).
mba xxx
sejujurnya saya benar-benar lupa nama beliau. orang yang hanya sehari berada di rumah saya. jadi saat mba uji keluar dan alma sementara dimomong mama ning, saya tetap mencari penolong rumah yang bermukin satu desa dengan saya. oleh bu dhe saya ditunjuk lah mba xxx. malam hari saya datang ke rumah mba xxx untuk melamar beliau. sudah ok. dan besoknya langsung berangkat ke rumah saya. walaupun dalam hati saya kurang sreg dengan mba xxx, saya tetap merasa senang akhirnya ada penolong yang membantu saya menjaga alma dan mengurus rumah. kemudia tiba-tiba keesokan harinya mba xxx tidak berangkat. tanpa kabar seidkit pun. saya pun langsung memutuskan bahwa saya tidak akan melanjutkan lagi dengan mba xxx. saya belum pernah bertemu lagi dengan beliau sejak saya menunaikan hak beliau.
mba mul
beliau adalah penolong rumah favorit saya. bukan berarti yang lain tidak baik, hanya mba mul memiliki nilai lebih seperti yang saya ceritakan disini.
uli
anak muda yang langka! usianya mungkin baru 20 an, tapi tingkat kematangan jiwanya bahkan melebihi saya *malu*. anaknya pendiam dan tidak banyak tingkah. ibadahnya jempolan, baik yang wajib maupun yang sunah. tilawahnya sehari saya yakin lebih dari satu juz. dan yang paling jempolan dari anak muda bernama uli adalah bahwa setiap tindakan yang akan dia lakukan pasti beanr-benar berusaha tidak menyakiti orang lain.
uli saya dapatkan saat mendapat tugas setahun di bintaro dan memutuskan untuk membawa alma. dari uli lah alma menguasai banyak hal. belum genap setahun alma sudah bisa mencocokan puzzle huruf (bukan mengenal huruf), itu berkat hasil kerja keras uli (bukan saya). walaupun masih muda, hasil masakan uli enak. yang paling saya sukai adalah perkedel kentang buatan uli. enak!
sayangnya uli memutuskan untuk tidak melanjutkan bersama saya saat alma kembali ke desa. alasan utama uli adalah dia merasa tidak bisa menghandle atya yang saat itu kelas dua sekolah dasar dan sedang hobi bermain kemana saja (sawah, saluran irigasi, dll). sampai sekarang hubungan kami juga baik. apalagi rumah uli berhadapan langsung dengan rumah ibu saya.
eyang was
kehilangan uli membuat saya lagi-lagi kelabakan mencari penolong rumah. dan datang lah eyang was. tetangga rumah saya. rumah beliau hanya berjarak tiga rumah dari saya. beliau menawarkan diri membantu saya menjaga alma dan mengurus rumah. dan bertahan masih sampai sekarang.
sejauh ini saya tidak memiliki masalah serius dengan semua penolong saya. hal-hal yang tidak saya sukai pasti lah ada, sama seperti halnya hal-hal dari saya yang (pasti ada) tidak mereka sukai. tidak mungkin tidak ada drama di dunia art. yang penting mereka dan saya sama-sama ridho dan tidak saling menyakiti.
semoga suatu saat saya tidak mebutuhkan lagi tenaga penolong yang membantu menjaga anak-anak dan mengurus rumah (baca : resign). aamiin