part #2 (ber)jalan-jalan di kota tua dan monas jakarta

lanjutan dari sini

selama di bus transjakarta, saya sibuk membuka googlemap dan bertanya kepada salah satu sahabat tentang rute ke monas. berhubung transjakarta hanya sampai halte harmoni, otomatis dari harmoni saya harus memikirkan cara untuk sampai ke monas, atau kembali ke tanah abang untuk kemudian pulang. dari googlemap saya mendapatkan angka 1,6 km untuk jarak dari halte harmoni menuju monas. menurut sahabat saya juga jaraknya lumayan jauh jika berjalan menuju monas dari halte harmoni. setelah saya pikirkan, akhirnya saya mengambil keputusan untuk berjalan saja menuju monas. mumpung sendirian, jadi tidak ada yang akan protes apabila berjalan kaki menempuh jarak yang cukup jauh.

sesampainya di halte harmoni, saya mengikuti orang-orang menuju pintu keluar. begitu sampai dipinggir jalan saya langsung disambut oleh tukang ojek. tentu saja tawaran manis mereka tidak saya terima. walaupun sedikit tergoda juga, hehehe. saya berdiri cukup lama di pinggir jalan. mempelajari rute menuju monas.  om googlemap sudah cukup jelas memberikan rute terdekat (via jl. majapahit), tapi masalahnya, saya adalah si buta arah (bagi saya arah ya hanya ada kanan dan kiri, hehe). bingung menentukan ke arah mana saya mulai perjalanan menuju monas. jalan majapahit ada di sebelah mana juga engga tau *tepokjidat*.iseng-iseng saya berjalan 100 meter menuju ke arah kanan. ealah, malah menjauhi dari jalan majapahit. saya balik lagi dong. bertanya pada mba yang berjalan di samping saya pun tidak membuahkan hasil, si mba-nya tidak tahu dimana jalan majapahit, huhuhu. dengan bermodalkan prinsip -salah ya tinggal balik lagi- saya pun tetap berjalan sembari memperhatikan om googlemap. akhirnya saya menemukan jalan majapahit. sambil berjalan saya senyum-senyum sendiri. ceritanya bangga bisa menemukan jalan yang benar (halah). dan ternyata jalan majapahit ditutup dalam rangka demo buruh di bundaran hi. banyak pohon dan tanpa kendaraan membuat perjalanan saya terasa cepat dan dekat. ini pasti salah hitung jarang om google :D
jalan majapahit
resiko jalanjalan sendiri -__-"
hampir sampai di ujung jalan majapahit, sayup-sayup mulai terdengar orang berteriak-teriak orasi. saya disambut puluhan polisi yang sedang beristirahat (?) duduk dan makan. dan juga para guru yang sedang demo.
foto dari jauuuh
rencana semula pingin foto bendera pgri, tapi beneranya kena angin -__-"

kendaraan aparat keamanan
dan...
MONAS!
sebenarnya ini kedua kalinya saya ke monas. pertama kali adalah saat study tour sewaktu duduk di bangku smp kelas tiga. dari luar belum banyak berubah. masih panas :D. saya pun mencari pintu masuk. dan lagi-lagi harus bertanya untuk menemukan pintu masuk ke gedung monas. pintu masuk monas terletak sekitar 200 meter dari gedung monas. bentuknya seperti terowongan. setelah menimbang-nimbang, saya memutuskan hanya membeli tiket masuk area musem. tidak naik ke gedung sayap atau pun puncak monas. males ngantri lift! hehehe.
ruangan di area museum monas. eerr abaikan penampakannya ya :D
ruangan museum yang cukup luas dan dingin, menjadikan tempat ini tempat yang nyaman untuk istirahat. tidak sedikit orang tidur-tiduran sampai tidur beneran di dalam museum. di setiap dinding di pasang dorama, mulai dari jaman pra sejarah, jaman kerajaan, sampai saat indonesia dalam masa mempertahankan kemerdekaan.
diorama favorit : saat sumpah pemuda. how amazing they are!
di museum ini saya sempat beristirahat sebentar, menikmati roti bekal dari ahadmart (hehehe) sembari menunggu waktu dzuhur. selepas sholat dzuhur, saya pun memutuskan untuk keluar. ternyata di luar bertambah panas dan ramai oleh massa buruh yang hendak berdemo


parkiran penuh bus pengangkut pendemo
awalnya saya berencana menuju stasiun tanah abang dengan berjalan kaki. namun setelah bertanya kepada om googlemap ternyata jaraknya lumayan jauh. angka 4,4 km cukup membuat saya mengurungkan niat. apalagi kaki saya sudah mulai protes. walaupun begitu saya tetap menuruti saran om googlemap untuk menuju jalan merdeka barat, rute terdekat menuju tanah abang. keluarlah saya dari area gedung monas dengan satu tujuan, menuju jalan merdeka barat. ternyata adalah sangat sulit sekali saya menemukan pintu keluar ke jalan merdeka barat, apalagi kawasan monas ini luas membentang. sampai tiga kali saya menanyakan arah menuju pintu keluar ke jalan merdeka barat, dan akhirnya kesasar sampai jalan merdeka timur. perlu waktu satu jam untuk saya keluar dari area monas. jadi saya sampai bolak balik di area monas hanya untuk mencari pintu keluar. lupakan jalan merdeka barat, yang penting bisa keluar. kenapa tidak pakai googlemap? sudah. tapi ya itu, saya tetap saja bingung tidak bisa menentukan arah.

setelah berada di luar kawasan monas (horee!), saya duduk lagi. merenungi nasib bagaimana menuju ke tanah abang. saya yang menghindari makan/ jajan sembarangan pun akhirnya membeli es cincau di pinggir jalan demi misi bertanya angkutan menuju tanah abang. bukan hanya jenis angkutan yang saya tanyakan, tarif pun saya tanyakan ke bapak penjual es (engga mau rugi ni yee). setelah mendengarkan berbagai arahan dari bapak penjual es yang berkolaborasi dengan ibu pembeli es (dan diselingi segudang pertanyaan saya yang detail tentang arah), saya medapatkan angka (kopaja) 502 sebagai angka sakti saya menuju tanah abang. langsung sukses? engga dong! *tepok jidat*. setelah benar-benar berada di pinggir jalan saya bertanya lagi ke tiga orang yang kesemuanya tetap membuat saya bingung. di tengah kebingungan saya, saya mendapat sedikit hiburan dengan menemukan ...


saya duduk agak lama di depan gedung ini. berkali-kali saya mendapat tawaran ojek ataupun bajaj. tapi tetap saya tolak (ingat ngirit). dan sayangnya semakin saya mngecek googlemap, semakin bingung lah saya. sempat saya balik lagi ke pintu masuk monas, mengecek apakah arah saya benar (dan ternyata salah), saya pun balik lagi ke depan gedung pramuka (perjalanan yang penuh dengan adegan setrika). kemudian saya bertanya (lagi) kepada bapak-bapak di pinggir jalan. karena beliau tidak tahu rute angkutan ke tanah abang, saya pun ganti bertanya arah ke stasiun gambir (karena di googlemap ditunjukan bahwa jalan yang saya lalui harusnya melewati stasiun gambir). dan ternyata stasiun gambir hampir ada di belakang saya (hadeeh afiii). 

kali ini berjalan dengan sedikit percaya diri bahwa saya mengambil arah yang benar. apakah langsung menemukan si 502? ooh tentu tidak. saya bertanya lagi kepada kakek-kakek yang hendak menyeberang. alhamdulillah kakek-nya baik. beliau hendak ke kampung melayu yang kata beliau naik kopaja 502 juga tapi dengan arah yang berlawanan dengan saya. jadi saya mengikuti beliau menuju tempat pemberhentian kopaja. sesampainya di halte (?) alhamdulillah langsung melintas kopaja 502. setelah mengucapkan terima kasih ke kakek arif (nama beliau), saya pun langsung naik kopaja 502. sempat terjebak macet di...(tidak tahu nama daerahnya) karena melewati massa buruh yang berdemo, dan kemudian dioper ke kopaja lainnya. sempat menyesal juga karena mungkin kalau saya tidak ada acara nyasar di kawasan monas, saya bisa menengok sebentar ke bundarah hi. ada niatan untuk turun dari kopaja, tapi keburu kaki (dan perut) saya protes. 

setelah kemacetan sebentar, perjalanan pun boleh dibilang lancar. sampai akhirnya di perempatan.. (tidak tahu namanya), kopaja putar arah karena di depan macet total. berdasarkan saran penumpang di sebelah saya, saya pun turun. dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke stasiun tanah abang dengan berjalan kaki. ternyata stasiun tanah abang tidak terlalu jauh dari tempat saya turun, sekitar 500 m. dan sayapun disambut puluhan orang yang berdiri (tidak bisa masuk) di tangga masuk stasiun. hampir 80% adalah ibu-ibu dengan belanjaan yang buanyak. alhamdulillah tidak terlalu lama saya ikut berdiri di tangga masuk, pintu masuk dibuka oleh petugas. ternyata karena stasiun yang sudah penuh, jadi diberlakukan sistem buka tutup di area pintu masuk. setelah antri cukup lama di loket krl, saya pun menuju peron 5/ 6 untuk menunggu krl tujuan serpong. 

saya menunggu satu jam untuk dapat naik ke krl. seperti dugaan saya sebelumnya, proses penumpang naik ke krl penuh dengan drama, terutama di gerbong khusus perempuan. ibu-ibu, mbak-mbak dengan belanjaan yang banyak (bahkan ada yang pakai karung), semuanya berebut untuk bisa masuk ke gerbong krl. saling dorong saling teriak. dan akhirnya, saya pun gagal masuk ke gerbong pertama, terlalu penuh. saya pun berlari ke gerbong belakang. alhamdulillah masih ada yang muat, walaupun super sesak. 

sekitar pukul 03.15 saya sampai di stasiun pondok ranji. setelah mengambil sepeda di penitipan sepeda, saya pun pulang menuju rumah.

boleh dibilang saya puas dengan acara jalan-jalan hari ini. honestly yang paling memuaskan adalah kota tua, kalau monas ya biasa saja. tidak ada kesan yang spesial. justru yang paling saya nikmati adalah perjalanan menuju kota tua maupun monas. naik krl, mikrolet, transjakarta, jalankaki, kopaja, mengamati perilaku orang, mengamati bangunan, bertanya arah, semua sangat saya nikmati. berjalan sendirian membuat saya banyak berpikir dan merenung. dan cukup men-charge semangat saya.

akhir kata, semoga bisa naik gunung. aamiin

*total biaya yang saya keluarkan adalah 
- krl st pondok ranji - st tanah abang : 2000
- mikrolet 08 : 5000
- transjakarta : 3500
- tiket masuk monas : 5000
- es cincau : 5000
- kopaja 502 : 3000
- st tanah abang - st pondok ranji : 2000
- penitipan sepeda : 3000 (mahaaal)
- es kelapa muda : 5000
total biaya 33500 ==> alasan gagal beli bakso. hehehe
total jarak yang ditempuh bersepeda 6-7 km. jalan kaki 10 km (lebay)